Seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia hiburan Korea Selatan semakin lama semakin digandrungi oleh masyarakat Indonesia, mulai dari film, musik K-Pop hingga drama Korea, atau yang sering disebut sebagai Drakor.
Di tahun 2021 sendiri, The Penthouse 2, Vincenzo, River and the Moon Rises serta beberapa judul lainnya sempat menjadi trending topic di beberapa platform media sosial, khususnya di twitter. Popularitas Drakor di Indonesia memang sudah tidak diragukan lagi, terutama di kalangan generasi milenial dan kelompok ibu rumah tangga dengan demografi penonton rentang usia 20 hingga 49 tahun.
Alasannya sederhana, selain suguhan cerita romantis yang diperankan aktor tampan dan aktris cantik, episode Drakor bisa dibilang tidak terlalu panjang sehingga membuat penonton tidak merasa bosan dan terpuaskan. Ada tiga produk hiburan unggulan yang menjadi komoditas industri hiburan Korea Selatan yaitu film, drama televisi (K-Drama), dan musik pop (K-Pop).
Dari situ, muncullah istilah Hallyu atau Korean wave (gelombang Korea) yang merujuk pada popularitas produk budaya populer Korea Selatan sebagai kekuatan besar di banyak negara Asia. Hiburan Korea Selatan yang cukup banyak diminati masyarakat kita, khususnya generasi milenial, adalah K-pop yang ditandai dengan suksesnya pagelaran konser boyband dan girlband di Indonesia seperti Super Junior, Bigbang, Blackpink, dan lain-lain.
Dengan adanya globalisasi dan kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan interaksi lintas negara dan meleburkan batas-batas geografis dan kultural, sehingga berbagai kepentingan ideologi, ekonomi, politik, dan budaya saling bertukar secara kompleks dan kompetitif.
Contoh dampak positif adanya hallyu di Indonesia :
1. Membuka diri dengan dunia luar. Sehingga mempunyai banyak circle pertemanan dari dalam maupun luar negeri.
2. Memotivasi diri untuk menabung lebih besar. Tentunya biaya untuk keluar negeri tidaklah murah.
3. Multibahasa. Banyak sekali Fangirl dan fanboy yang mempelajari lebih dari 1 bahasa asing agar bisa mengerti apa yang dikatakan idolnya.
Dimana ada positif disitu pasti ada negatif. Tidak sedikit juga masyarakat yang menganggap mengikuti hallyu hanya menghambur-hamburkan uang, pemuja budaya asing dan tidak jarang juga banyak yang melemparkan kata-kata sarkastik tanpa tahu-menahu tentang efek positifnya.
Disinilah letak toleransi itu harus ditanamkan. Silahkan mencintai apa yang kalian cintai tanpa harus merendahkan apa yang kami cintai.
Sampai jumpa di artikel selanjutnya.
Sumber :
Kompas.com
Idntimes.com
Written by : Indah Dwi Ari
kpopindo.id