Destiny | Chap 2
2min
MinhoxTaemin
Author: Albatroz
Maaf yang udah nunggu ini lama.. ?? emang sengaja sih post nya agak lama biar tau responnya gimana dan untunglah responnya baik dan ada yg suka wkwkwk ?? meskipun agak sedikit sedih karna banyak yg silent ?? tapi tak masalah. Oke silahkan membaca jangan lupa like dan komennya ya.. karna itu sangat berarti untukku dan maaf kan jika typo dan ceritanya yg mungkin kurang memuaskan karna saya masih author amatiran ??
Happy Reading!
Taemin duduk menyantap sarapannya dalam diam, tak ada expresi apapun diwajahnya dan selalu seperti itu. Hanya keheningan yang menyelimutinya. Ia meletakkan sumpitnya dan meminum segelas air putih dihadapannya, mengelap mulut menyudahi acara sarapannya. Masih belum beranjak ia masih duduk termenung, menyandarkan punggungnya
“Akhh!”
Teriaknya saat tiba-tiba dadanya berdenyut sangat sakit, rasanya seperti dihimpit sangat kuat
“akhh ssh!”
Ia terus merintih kesakitan tangannya meremas dadanya kuat. Tubuhnya terjatuh meringkuk pada lantai dapur. Keringat dingin bercucuran membasahi dahinya wajahnya memucat, matanya terpejam kuat. Dalam kesakitanya otaknya berputar pada semua hal yang ia alami selama ini. Orang tuanya, darah, narkoba, dendam, membunuh dan semua hal itu menambah rasa sakit pada dada Taemin.
“U-ummaa, A-ppa miann akhhh” gumamnya diiringi linangan bening dari dua ujung matanya
Nafas Taemin terengah rasa sakit didadanya mulai mereda, ia masih meringkuk dilantai matanya nampak sayu dan kini tubuhnya menggigil merasakan kesakitan yang lain. Ia membutuhkan pillnya sekarang. Ia bangkit dengan tertatih segera menuju kamarnya. Nafasnya tersengal-sengal, tangannya bergetar membuka nakas meja di samping tempat tidurnya. Ia segera mengambil sebungkus pill kecil membukanya tergesa hingga membuat isinya berhamburan. Taemin mengambil satu pil lalu menelannya, ia menyandarkan tubuhnya pada pinggiran ranjang, kepalanya mendongak, matanya terpejam. Kesakitan yang ia rasakan sudah mulai reda. Tubuhnya kini mulai dibuat melayang, mata sayunya terbuka melihat semua disekelilingnya berputar. Taemin mulai sakau ia membaringkan tubuhnya meringkuk memeluk lututnya.
☆☆☆
Minho melangkah mendekati Taemin yang meringkuk disamping ranjangnya
“kau sangat menyedihkan Lee Taemin” ucap Minho memperhatikan wajah Taemin
“bukankah semua manusia memang menyedihkan?” Minho langsung membalikan tubuhnya menatap sumber suara
“Kibum” gumam Minho melihat siapa pemilik suara itu
Kibum berjalan mendekati Minho sambil melepas tudung putih yang menutupi kepala juga sebagian wajahnya. Matanya tertuju pada wajah Taemin
“kapan kau akan mengambilnya?” tanya Kibum masih tak melepaskan pandangannya dari wajah Taemin
“dua bulan lagi” jawab Minho singkat
“seharusnya lebih cepat dari itu”
“tak ada pembelaan untuknya?”
“itu pembelaanku, bukankah jika kau mengambilnya sekarang justru akan lebih baik? Dia tidak akan menambah dosanya lagi” Kibum berucap menatap Minho, matanya lembut wajahnya bercahaya aura ketenangan akan benar-benar kau dapatkan jika menatap wajah itu. Kibum dia juga seorang malaikat sama seperti Minho tapi ia bukan malaikat pencabut nyawa melainkan malaikat pembela. Ia muncul karna doa manusia, ia bertugas mengamati setiap perbuatan manusia baik buruknya dan akan melakukan pembelaan jika memang diperlukan untuk sedikit meringankan hukuman manusia
“berarti kau berpikir dia akan terus berbuat dosa? Bagaimana jika nyatanya ia akan berubah sebelum ia mati?” Minho kembali bertanya
“kemungkinan yang sangat kecil dia akan berubah, dia hidup dengan dendam dan itu hanya membawanya pada dosa”
“lalu kenapa kau muncul karna dia?”
“aku muncul dari doa ibu pengasuhnya, bibi Park. Dia selalu mendoakan Taemin dengan ketulusannya dan juga sisi lain dari Taemin”
“beruntung masih ada yang mendoakannya dan apa maksudmu sisi lain Taemin?” tanya Minho penasaran
Kibum berbalik berjalan menuju jendela, menatap langit cerah yang luas “kau akan tau sendiri nanti, aku tak bisa berbuat apapun untuk membelanya selain berharap dia akan pergi lebih cepat, terlalu banyak kutukan yang ia dapat dari keluarga korbannya” Kibum kembali memasang tudungnya
“lakukan tugasmu dengan baik Minho” lanjut Kibum lalu dengan cepat ia mengepakkan sayapnya terbang menembus jendela kamar Taemin
Minho kembali menatap wajah Taemin yang terlelap “manusia memang merepotkan” ucap Minho lalu ikut melesat pergi menjalankan tugasnya yang lain
☆☆☆
Langit mulai berganti senja, matahari mulai turun beralih menyinari bagian lain bumi. Mata sayu itu perlahan terbuka menatap sekitar lalu membangunkan tubuhnya. Taemin mendudukan tubuhnya, ia menatap sekeliling kamarnya, ia baru tersadar ia tidur di lantai dan cukup lama hingga membuat punggungnya terasa sakit. Taemin menyandarkan tubuhnya pada pinggiran ranjang, memejamkan matanya beberapa detik hingga dering ponsel mengganggunya. Dengan malas Taemin mengambil ponselnya diatas meja nakas, melihat nama yang tertera lalu segera mengangkat panggilan itu
“hm ada apa?” tanya Taemin pada seseorang diseberang sana
‘kenapa kau baru bisa dihubungi, aku sudah berusaha menghubungimu puluhan kali hyung’ orang diseberang sana mulai meluapkan kekesalannya
“maafkan aku aku sedang tidak enak badan” Taemin menjawab sambil bangkit beralih mendudukan tubuhnya pada ranjang
‘Appa menanyakanmu, dia ingin bertemu denganmu’
“Ya mungkin aku akan menemuinya besok” sorot mata Taemin tertuju pada foto di atas meja nakasnya. Foto keluarga kecilnya. Foto dimana mereka saling memeluk dan tersenyum bahagia. Tangannya terulur mengambil foto itu, mengusapnya pelan teringat masa lalunya
‘jika memang kau sakit aku akan memberitahu appa dan mungkin dia yang akan kerumahmu’ suara disebrang manyadarkannya dari lamunan singkatnya
“tak perlu, aku sudah lebih baik” ucap Taemin masih memandang foto itu
‘baiklah kalau begitu cepat turun dan bukakan pintu untukku’ Taemin bangkit berjalan menuju jendela dan benar saja orang yang sedang menelponnya kini tengah berada didepan rumahnya. Taemin segera melangkahkan kakinya turun menuju lantai bawah namun tiba-tiba ia terdiam, menghentikan langkahnya dan melirik kebelakang ia kembali merasa aneh merasa ada yang mengikutinya. Taemin kembali melangkahkan kakinya saat tak menumukan apapun dan segera membuka pintu
“apa yang kau lakukan disini Kai?” tanya Taemin setelah membuka pintu rumahnya
“apa aku tak boleh bermain kerumahmu?” Kai namja itu menjawab Taemin dengan pertanyaannya, Taemin hanya menghela nafas lalu mempersilahkan Kai masuk
“Ah akhirnya kau buka Taemin-ahh” Taemin dan Kai segera menoleh pada sumber suara dan mendapati seorang wanita parubaya tengah menggendong seokor anjing kecil dengan raut gelisah
“ada apa bibi Jung?” tanya Taemin ramah pada salah satu pelangganya itu
“Dongju, sudah tiga hari dia hanya tidur dan tak mau makan” Wanita itu bercerita sambil menatap anjing digendongannya
“silahkan masuklah dulu” ucap Taemin mempersilahkan wanita itu itu masuk kedalam kliniknya
“ah berikan dia padaku aku akan memeriksanya” sambungnya setelah mereka sudah memasuki klinik Taemin. Wanita parubaya itu segera memberikan anjingnya pada Taemin
“baiklah manis, apa yang terjadi dengan mu hm?” Taemin dengan sigap memeriksa anjing bibi Jung sedangkan Kai ia hanya diam duduk di sofa sudut ruangan sambil memperhatikan Taemin. Ia tersenyum saat melihat Taemin yang sedikit bermain kecil dengan anjing kecil bernama Dongju itu
“dia terlihat berbeda jika seperti ini” gumam Kai pelan
“selesai. Dia hanya salah makan dan perutnya terasa tidak enak, aku sudah menyuntikkan obat padanya. Dongju akan segera sembuh” terang Taemin setelah memeriksa keadaan Dongju
“ah syukurlah bukan hal yang serius” ucap bibi Jung lega ia mengambil Dongju dan menggendongnya
“tolong perhatikan lagi apa yang ia makan” saran Taemin sambil tersenyum ramah
“ah iya terima kasih Taemin”
“iya sama-sama”
Bibi Jung melangkah pergi setelah memberi beberapa lembar uang pada Taemin. Taemin berjalan menghampiri Kai dan ikut mendudukkan tubuhnya disamping Kai
“kau seperti appa ku hyung, aku curiga kau memang benar-benar anak appa ku” ucap Kai sambil tersenyum menatap Taemin
“apa yang kau katakan?” ucap Taemin malas
“ayolah kau bisa menjadi dokter hewan sama seperti appa ku sedangkan aku? Aku bahkan tak menyukai hewan”
“aku hanya melakukan yang appa mu ajarkan padaku dan sebagai ucapan terima kasih karna telah merawatku selama ini”
“aish. Berhentilah berkata menyedihkan seperti itu”
“apa yang ingin kau minum?” Taemin bangkit tak memperdulikan ucapan Kai
“tidak. Aku ingin mengajakmu keluar. Ayo cepat” ucap Kai langsung merangkul pundak Taemin dan menggeretnya mengikuti langkahnya. Taemin hanya terdiam terlalu malas mengelak lagi pula ia rasa ia juga butuh sedikit hiburan
☆☆☆
Semilir angin sore juga hamparan ilalang benar-benar pemandangan yang menyejukkan. Minho membaringkan tubuhnya di bawah pohon besar, matanya terpejam menikmati kesejukkan alam membiarkan angin yang dengan bebas mengusap kulitnya. Ia menikmati semua yang disuguhkan oleh alam.
“kenapa kau selalu tiduran seperti ini?” suara lembut namun penuh ketegasan mengintrogasi Minho
“dan kenapa kau selalu mengganggu istirahatku hyung” Minho berucap tanpa membuka matanya, ia sudah hafal dengan suara itu jadi ia tau pasti siapa lawan bicaranya sekarang
“aku tidak mengganggu hanya bertanya” Minho bisa merasakan pergerakan disampingnya. Minho membuka matanya dan melirik kesamping
“kenapa kau juga tidur disini?” tanyanya pada namja sipit yang kini tengah membaringkan tubuh disampingnya
“apa ada masalah?” namja sipit itu menaikkan satu alisnya dan Minho hanya menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya menatap langit
“apa manusia baik sudah habis hingga kau bersantai disini?” tanya Minho tanpa mengalihkan pandangannya
“tidak juga” jawab Jinki namja sipit itu singkat. Ia juga seorang malaikat pencabut nyawa sama seperti Minho hanya saja ia mencabut nyawa orang-orang yang berkelakuan baik
“lalu kau sendiri? Apa manusia jahat sudah musnah?” tanya Jinki
“tidak juga, aku hanya tidak ingin menyia-nyiakan kekuatanku, aku bisa melihat juga mengendalikan mereka saat aku hanya menutup mata, jadi aku tak perlu membuang-buang waktuku” terang Minho sambil tersenyum lebar
☆☆☆
Taemin PoV
Suara musik yang memekakkan telinga, bau alkohol asap rokok juga wanita sexy itu lah yang menyambutku saat aku melangkah memasuki club mengikuti Kai.
“kapan kau akan kehabisan uang hyung?” ucap Kai pada namja yang duduk bangku VIP club ini
“Kai. Duduklah” ucap namja itu, aku rasa dia orang kaya melihat apa yang ada di sekelilingnya kini. Dua wanita sexy yang bergelanyut manja dikanan kirinya, tempat VIP, wine merek ternama, juga pakaian berkelas yang ia pakai
“apa kau ingin mencari teman tidur?” tanya namja itu saat aku dan Kai sudah duduk dihadapannya. Aku melihat salah satu dari wanita itu mengedipkan mata menggodaku aku hanya diam tak memperdulikannya aku tidak suka menghabiskan uang hanya untuk wanita jalang seperti mereka aku lebih memilih obat ku.
“tidak, aku hanya ingin minum dan tidak sengaja melihatmu” jawab Kai
“ah hyung kenalkan dia Suho hyung dia adalah bos besar pemilik gudang senjata api legal atau pun ilegal dan Suho hyung kenalkan dia sepupuku Taemin dia adalah dokter hewan yang handal juga pembunuh yang handal” sambung Kai saling memperkenalkan aku dan Suho dengan memelankan sedikit suaranya di akhir kalimatnya. Aku menyambut jabat tangan Suho dengan senyum tipis begitupun juga Suho
“pembunuh yang handal?” tanya Suho menatapku dengan satu alisnya yang terangkat
Aku meminum wine yang Kai berikan padaku
“begitulah” ucapku singkat sambil mengisi kembali gelasku dengan wine dan langsung menimumnya
“aku tidak menyangka wajah manis sepertimu pandai menghilangkan nyawa” Kai tersenyum mendengar ucapan Suho dan langsung merangkul pundakku
“wajahnya memang penipu” celetuk Kai dan aku hanya menghembuskan nafasku malas terlalu malas meladeni sikap Kai yang selalu begitu
“apa kau sudah lama berkutik dengan senjata api?” tanyaku tiba-tiba sambil menyulut rokok
“ya, ini adalah bisnis turun temurun” jawab Suho setelah menyesap winenya
“apa kau hafal jenis-jenisnya Suho-ssi?” aku bertanya lagi
“tentu, dari kecil aku sudah mengetahui banyak senjata”
“kalau begitu apa kau tau ini?” aku melepas kalung yang melingkar dileherku dan memberikannya pada Suho. Suho melihat kalungku, kalung dengan liontin dua peluru
“itu peluru yang mengambil nyawa orang tuaku, polisi bilang tidak dapat menemukan pelakunya lalu aku mencuri satu satunya barang bukti itu entah kenapa aku rasa aku akan menemukan pelakunya sendiri dengan itu” terangku pada Suho, Kai nampak terkejut melihatku
“aku sudah berusaha mencari informasi tentang itu tapi aku masih tak menemukannya” lanjutku
“ini peluru dari senjata ternama, hanya segelintir orang yang memilikinya. Polisi bisa mencarinya dengan melihat data pemilik senjata tipe M-16 dan mereka pasti akan menemukannya kecuali jika ada yang memilikinya secara ilegal tentu saja polisi akan susah mencarinya” terang Suho setelah mengamati peluru itu
“apa kau bisa membantuku?” tanyaku
“apa yang aku dapatkan jika aku membantumu?”
“apapun” aku menghembuskan asap rokok melalui mulutku dan aku bisa melihat Suho tersenyum
“bahkan jika aku meminta nyawamu?”
“ya, asalkan aku sudah membunuh orang yang ku cari ini” jawabku santai, aku menghempaskan punggungku menyandarkannya pada sandaran sofa
“jangan main-main dengan ucapanmu hyung” ucap Kai menatapku ragu
“aku tidak sedang bermain main Kai”
“Kau hidup karna dendam Taemin-ssi?” Suho kembali bertanya, aku terdiam dan kembali menghembuskan asap rokok
“ya, takdir yang membuatku seperti ini” ucapku akhirnya
“hmm baiklah, aku akan membantumu tapi aku tidak berjanji ini akan cepat”
“aku menunggu dan berharap besar padamu Suho-ssi” aku berbicara penuh harap juga penekanan
“ya dan aku juga menantikan imbalan darimu Taemin-ssi” aku hanya tersenyum tipis hingga aku mulai merasa tubuhku mulai menggigil. Aku membutuhkan obatku.
Aku merogoh saku jaketku dan mengambil bungkusan kecil, mengambil sebutir pill dan memasukkannya pada gelas wine ku. Aku sedikit menggoyangkan gelas itu agar pill ku segera larut
“berikan aku satu” Kai mengambil bungkusan kecilku dan melakukan hal yang sama
“pemandangan yang menyenangkan” ucap Suho
Aku meminum wineku dalam sekali teguk, merasakan sensasi ketika wine bercampur larutan pillku menyapu tenggorokkanku. Sensasi yang menyenangkan, yang membuatku merasa melayang.
Malam semakin larut dan manusia malam juga semakin menggila juga diriku kini yang entah sejak kapan sudah berdiri di antara manusia yang sedang menggerakkan tubuhnya menari sebebas mungkin dan Kai yang kini tengah sibuk bercumbu berdiri tak jauh dariku
“Hai Taemin-ssi” sapa seorang wanita yang tiba-tiba muncul dihadapanku. Wanita yang sama dengan wanita yang tadi mengedipkan mata padaku
“tak ingin aku temani eum?” tanya wanita itu mulai menggoda, sambil mengalungkan tangannya pada leherku
“ tak perlu nona” tolakku
“panggil aku Sulli” aku hanya diam tak terlalu memperdulikannya
“kenapa kau begitu dingin eum? Ayolah, aku tertarik padamu habiskan malam ini denganku aku tak akan meminta sepersenpun darimu” lagi wanita itu mulai menggoda ia semakin mendekatkan wajahnya padaku
“aku tidak tertarik” ucapku singkat
“aku akan membuatmu tertarik sayang” bisiknya, aku bisa merasakan tangannya yang mulai meraba dadaku juga tubuhnya yang semakin merapat pada tubuhku hingga aku bisa merasakan buah dadanya. Tangannya terus bergerak nakal hingga kini turun meraba daerah pribadiku
“kau akan menyesal jika aku melakukannya” bisikku
“benarkah?” tanyanya dengan centil. Tangannya semakin gencar bermain di area sensitifku. Sial dia akan benar-benar membuat adikku terbangun. Tanpa pikir panjang lagi aku langsung menariknya memojokkannya pada dinding dan langsung mencumbu bibirnya. Aku bisa merasakan senyum kemenangannya.
☆☆☆
Author PoV
“menjijikan” ucap Minho sambil membuka matanya
“apa?” Jinki yang mendengar itu langsung menatap Minho penuh dengan tanda tanya
“semua targetku, mereka melakukan hal yang menjijikan” ucap Minho seraya bangkit
“itulah manusia, apa kau akan pergi?”
“Ya, waktunya bermain dengan mereka” ucap Minho dan langsung mengepakan sayapnya melesat pergi
TBC
Jangan lupa komen yaaaa ???