Destiny Chap 3
2min
MinhoxTaemin
Author: Albatroz
Maaf baru post niatnya semalem tapi kok ketiduran hehehe??? maaf juga kalo updatenya terlalu lama tapi janji ntar next chap bakal cepet. Dan masalah moment 2min yg kapan munculnya tunggu ajalah yg jelas pasti ada ntar sebentar lagi.
Happy Reading!
Minho menatap tajam pada Taemin yang mulai kehilangan kendali. Nafsu Taemin nampak semakin memuncak, ia semakin gencar bermain dengan Sulli. Ia bahkan sudah meninggalkan banyak bekas pada leher putih Sulli. Tanganya juga yang sudah sempurna berada diatas dada Sulli memberi remasan yang membuat Sulli mendesah nikmat
Minho mulai mengangkat tangannya dan telunjuknya yang menunjuk pada Taemin
“Akh!” seketika Taemin melepas tautan bibirnya dengan Sulli dan memegang erat dadanya
“apa kau baik-baik saja Taemin-ssi?” tanya Sulli yang terlihat bingung juga panik
“Akh, pergilah” usir Taemin dengan menahan sakit didadanya
“a-aku akan memanggil Kai” ucap Sulli dan segera melasat pergi
“apa yang terjadi hyung?” tak perlu waktu lama Kai sudah tiba dan menatap Taemin yang duduk bersandar pada dinding dengan raut penuh kekhawatiran
“Kai antar aku pulang” pinta Taemin sambil berusaha untuk berdiri
“tidak aku akan mengantarmu ke rumah sakit dulu” ucap Kai dan langsung membantu Taemin berjalan
“Tak perlu Kai sshh” ucap Taemin lemas tapi Kai menghiraukannya dan tetap membawanya ke rumah sakit
☆☆☆
“apa yang terjadi dengannya?” tanya Kai penasaran pada pria parubaya dengan jas putih itu
“bisakah kita bicara di ruanganku saja?”
“tak perlu katakan saja disini aku juga ingin mendengarnya”
“H-hyung”
Taemin mendudukkan tubuhnya, mengusap wajah kusutnya dan menatap Kai juga sang dokter
“kenapa diam?” tanya Taemin saat suasana menjadi hening, sedangkan Minho hanya diam berdiri didekat pintu melipat kedua tangannya di depan dada
“baiklah aku akan mengatakannya” ucap sang dokter itu, ia menatap Kai sekilas lalu beralih pada Taemin. Kai, ia terlihat sangat tegang dan penasaran tantang apa yang akan dokter itu ucapkan
“ada masalah dengan jantungmu, aku menyarankan agar kau dirawat disini sementara waktu, kau perlu perawatan intensif, jika tidak…” dokter itu menggantungkan ucapannya ia nampak ragu untuk mengatakannya sedangkan Taemin ia hanya diam mendengarkan dengan wajah datarnya
“jika tidak akan ada hal bur-“
“apa aku akan mati?” potong Taemin
“hyung!” sergah Kai, dokter itu menghela nafas menatap Taemin sedangkan Minho yang mendengar itu hanya mendengus meremehkan
“itu kemungkinan terburuknya” ucap dokter itu lirih
“ya! Apa yang kau katakan dokter Park?” protes Kai merasa dokter itu sedang membohonginya
Taemin diam pandangannya semakin dingin, tanpa Kai dan dokter Park sadari Taemin sedang menahan rasa sakit pada dadanya yang kembali muncul. Ia mencengkram pinggiran ranjang dengan sprei warna putih itu kuat ia berusaha mengatur nafasnya
“berapa sisa umurku?” tanya Taemin sambil turun dari ranjang dan membenarkan bajunya
“aku tak bisa memperkirakannya”
“setidaknya aku berharap waktuku masih ada sampai aku membunuh orang itu” ucap Taemin dan langsung melangkah pergi
“ya! Taemin hyung kau mau kemana?” teriak Kai namun Taemin menghiraukannya dan tetap berjalan pergi, sedikit mendesis menahan nyeri didadanya
“hyung, apa yang kau lakukan? Kau mau kemana? Apa kau tidak mendengarkan apa kata dokter?” ucap Kai saat ia berhasil menarik tangan Taemin dan memaksanya untuk berhenti
“lalu apa yang harus aku lakukan? Duduk termenung menjalani bermacam-macam pengobatan yang sebenarnya hanya sia-sia? Lebih baik aku segera mencari pembunuh orang tuaku sebelum aku mati” ucap Taemin dan kembali melangkahkan kaki meninggalkan Kai
Kai terdiam matanya memandang Taemin sendu ia tak tau lagi harus berkata apa. Ia merasa hancur hatinya tersayat jika harus melihat Taemin seperti ini. Dia sangat menyayangi Taemin. Mereka sudah bersama sejak kecil. Dan selama ini hanya Taemin lah yang selalu mengerti dirinya bahkan lebih dari orang tuanya
Kai menghentikan mobilnya tepat didepan klinik Taemin. Selama perjalanan Taemin dan Kai hanya diam tak ada yang memulai pembicaraan terlalu sibuk dengan pikiran masing-masing. Taemin melepas sabuk pengamanya diikuti dengan Kai
“jangan menginap dirumahku dan tak usah mampir, cepatlah pulang ayahmu akan benar-benar marah nanti” ucap Taemin menghentikan kegiatan Kai
“Ak-“
“pulanglah” ucap Taemin memotong ucapan Kai. Kai menghela nafas lalu tangannya terulur memberikan sebungkus obat pada Taemin
“setidaknya minumlah resep dari dokter” ucap Kai lemah tak berani menatap Taemin. Taemin menerima obat itu lalu menghela nafas
“aku akan meminumnya, asal kau mau menuruti permintaanku” Kai menatap Taemin dengan tanda tanya, tak mengerti apa maksud Taemin. Taemin menoleh menatap Kai dengan wajah yang membuat hati Kai semakin tersayat
“jangan beritahu siapapun tentang ini, kau mengerti?” Kai menghela nafas menunduk lalu mengangguk
“baiklah terima kasih, cepatlah pulang” ucap Taemin sebelum turun dan masuk kekliniknya
Kai masih terdiam melirik sekilas pada jam tangannya yang menunjukkan pukul dua pagi, wajahnya ia benamkan diantara tanganya yang ia tumpukan pada setir kemudi. Entah apa yang ia pikirkan, selama beberapa saat ia hanya terdiam dengan posisi seperti itu hingga ia kembali menyalakan mesin mobilnya setelah mengusap wajahnya juga setitik air mata pada ujung matanya
☆☆☆
Taemin menyalakan saklar lampu kamarnya berjalan dengan pandangan hampa menuju meja diujung kamarnya. Melempar begitu saja bungkusan obat itu pada meja lalu beralih mengambil rokok dan menyulutnya. Matanya beralih pada jejeran foto juga catatan pada tembok disampingnya. Foto beberapa wajah teman mendiang orang tuanya dan catatan tentang siapa saja yang ia curigai. Ia menatap satu persatu foto itu lalu menghela nafas beratnya, sejauh ini ia masih belum menemukan apa yang ia cari. Taemin mematikan rokoknya dan berjalan pada meja nakas samping tempat tidurnya mengambil beberapa barang dan seperti malam-malam sebelumnya ia kembali bermain dengan barang haramnya. Taemin mengeluarkan sebuah suntik dan menyuntikan sendiri pada lengan tangannya, mendesis pelan merasakan cairan itu mulai menjalar pada tubuhnya
“Apa aku benar-benar akan berakhir seperti ini?” gumam Taemin ditengah kondisinya yang sakau
“apa aku memang ditakdirkan untuk tidak bahagia?” Taemin mulai meracau mengeluarkan apa yang ada di hatinya, mata sayu itu menatap lurus kedepan dan tanpa ia sadari tatapannya tepat menusuk ke mata Minho
“tolong jawab aku”
Deg!
☆☆☆
Minho tersentak dengan ucapan Taemin juga tatapan mata sayu itu yang lurus padanya seakan Taemin sedang berbicara padanya
‘apa dia bisa melihatku?’ batinnya
Entah kenapa Minho merasa ada yang aneh dengan dirinya saat mendengar racauan Taemin. Ia seakan ikut bingung tentang apa yang ditanyakan Taemin. Bukankah ia sudah tau sebelumnya jika memang Taemin yang salah dalam mengambil jalan tentang hidupnya tapi semua ini tak akan terjadi jika orang disekitarnya tidak mengajarkan dan memaksanya melakukan hal yang buruk dan kenapa Tuhan juga membiarkanya hidup terlalu menjerumus pada dosa seperti ini? Apa memang ia ditakdirkan seperti ini. Minho menggeleng kuat membuang pikirannya tentang Taemin. Tak biasanya ia berpikir seperti ini tentang targetnya. Tapi tatapan mata sayu Taemin seakan ikut menariknya membuatnya ikut merasakan apa yang dirasakan Taemin. Minho melangkah mendekati Taemin yang kini sudah tertidur pulas meringkuk tak berdaya karna pengaruh narkoba seperti biasanya. Minho menatap dalam pada Taemin, mengehela nafasnya
“Aku juga tidak tau Taemin” ucap Minho seakan menjawab pertanyaan Taemin
☆☆☆
Taemin PoV
Aku membuka mataku perlahan saat merasakan silau matahari yang mulai mengganggu tidurku. Aku melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, mengusap wajah kusutku dan segera bangun melangkahkan kakiku menuju kamar mandi
Lima belas menit aku habiskan untuk membersihkan tubuhku. Aku keluar kamar mandi dengan handuk yang melingkar dipinggangku juga handuk kecil yang kugunakan untuk mengeringkan rambut basahku. Aku berjalan menuju lemari tapi tiba -tiba aku menghentikan langkahku. Lagi. Untuk yang kesekian kalinya aku merasa ada yang mengawasiku. Aku menoleh kebelakang melirik kesekitar dan hasilnya selalu sama tak menemukan apapun. Aku menggeleng dan kembali melakukan aktivitas pagiku.
Kini aku berada di depan sebuah rumah megah dengan bangunan yang begitu kokoh. Aku memakirkan sepeda motor sportku dan berjalan dengan tenang memasuki rumah mewah ini. Tersenyum ramah saat beberapa maid menyapaku
“dimana semuanya?” tanyaku pada salah satu maid
“Tuan Kim sedang bersama Tuan mudah Kai di ruang kerja dan Nyonya Kim dia ada ditaman belakang” jawab maid itu
Aku langsung melangkahkan kakiku semakin dalam memasuki rumah ini menuju taman belakang. Aku bisa melihat seorang wanita parubaya tengah duduk dengan tenang sambil membaca majalah di pangkuanya. Aku tersenyum dan berjalan mendekatinya
“selamat pagi Kim ahjuma” ucapku mengejutkanya
“eoh, Taemin. Kapan kau datang? Kau membuatku terkejut” ucap Kim ahjuma ramah
“duduklah, apa kau sudah sarapan?” sambungnya. Aku segera mendudukkan tubuhku pada kursi dihadapannya
“aku sedang tak berselera makan”
“aish! Jangan seperti itu nanti kau akan sakit, perhatikan kesehatanmu”
“aku mengerti aku akan makan nanti” ucapku sambil tersenyum lebar sejenak aku teringat umma ku, teringat tentang masa bahagiaku yang kini telah musnah
“apa Kai dan ahjussi sedang sibuk?” tanyaku menyudahi lamunanku
“Kai sedang menerima hukumanya, ia kembali membuat Appanya marah dengan pulang pagi. Hahhh aku benar-benar tidak tau harus bagaimana dengan anak itu” ucap Kim ahjuma sambil menghela nafas beratnya
“pulang pagi?” tanyaku untuk memastikan
“ya dia datang pukul enam tadi tepat saat appanya bangun dan dia dalam kondisi mabuk” aku terdiam. Kai pasti kembali ke club itu setelah mengantarku
“bolehkah aku menemui mereka?”
“eoh? Hmm aku sarankan jangan. Lebih baik kau tunggu saja”
“tapi ahjuma..” aku mengatupkan kembali mulutku bingung apa yang harus kukatakan, namun suara pintu terbuka dan tertutup membuatku dan Kim ahjuma menoleh. Aku segera berjalan cepat menghampiri Kai yang keluar dari ruang kerja appanya
“Kai” ucapku dan langsung tersentak saat melihat Kai meringis sambil memegangi sudut bibirnya yang berdarah dan wajahnya yang penuh memar
TBC
Maaf kalo jelek dan kurang greget. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya ?????